Orang-orang musyrik itu tidak memuliakan Allah dengan pemuliaan yang sesungguhnya tatkala mereka berkata kepada Nabi-Nya, Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, “Allah tidak pernah menurunkan wahyu apa pun kepada seorang manusia.” Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, “Siapakah yang telah menurunkan Kitab Taurat kepada Musa sebagai cahaya, petunjuk, dan pembimbing bagi kaumnya?” Orang-orang Yahudi mencatat Kitab Taurat itu dalam buku catatan. Mereka memperlihatkan bagian-bagian yang sejalan dengan hawa nafsu mereka dan menyembunyikan bagian-bagian yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, seperti bagian yang menyebutkan ciri-ciri Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, sedangkan kalian -wahai bangsa Arab- telah diajari sebagian dari ilmu Al-Qur`ān yang belum pernah kalian ketahui dan belum pernah diketahui oleh para pendahulu kalian sebelumnya. Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, “Allahlah yang telah menurunkannya (Taurat).” Kemudian biarkanlah mereka dalam kebodohan dan kesesatan mereka dengan terus mengejek dan memperolok-olokmu sampai ajal menjemput mereka.”
Kitab Al-Qur`ān ini Kami turunkan kepadamu -wahai Nabi- sebagai kitab suci yang penuh berkah dan membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya; agar kamu menjadikannya sebagai bahan untuk memperingatkan penduduk Makkah dan seluruh umat manusia yang ada di timur dan barat agar mereka mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar. Orang-orang yang beriman akan adanya akhirat pasti beriman kepada Kitab Al-Qur`ān ini dan mengamalkan isinya. Mereka juga senantiasa menjaga salat-salat mereka dengan cara menunaikan rukun-rukunnya, hal-hal yang wajib di dalamnya, dan sunah-sunahnya pada waktu-waktu yang telah ditetapkan untuknya secara syariat.
Tidak ada yang lebih zalim dari orang yang mengada-mengada dan membuat kebohongan atas nama Allah, yaitu dengan mengatakan, “Allah tidak pernah menurunkan wahyu apa pun kepada seorang manusia”, atau orang yang mengaku-aku bahwa Allah telah memberinya wahyu, padahal Allah tidak pernah memberinya wahyu apa pun, atau orang yang mengatakan, “Aku akan menurunkan kitab suci seperti Al-Qur`ān yang telah Allah turunkan.” Sekiranya kamu -wahai Rasul- melihat ketika orang-orang zalim itu mengalami sakratulmaut, sementara para malaikat membentangkan tangannya ke arah mereka untuk memberikan siksaan dan pukulan sembari para malaikat tersebut dengan nada yang sangat keras berkata kepada mereka, “Keluarkanlah nyawa kalian karena kami akan mencabutnya. Pada hari inilah kalian akan dibalas dengan azab yang menghinakan dan menistakan kalian, disebabkan kebohongan yang telah kalian buat atas nama Allah dengan mengaku-aku menjadi nabi, menerima wahyu, dan menurunkan kitab suci seperti yang diturunkan oleh Allah, dan juga disebabkan oleh kesombongan kalian untuk beriman kepada ayat-ayat-Nya.” Sekiranya kamu melihatnya, niscaya kamu akan melihat sesuatu yang sangat mengerikan.
Pada hari kebangkitan kelak akan dikatakan kepada mereka, “Kalian telah datang kepada Kami hari ini sendiri-sendiri, tanpa kekayaan dan jabatan, sebagaimana Kami menciptakan kalian pertama kali, tanpa alas kaki, tanpa pakaian, dan tidak berkhitan. Lalu kalian terpaksa meninggalkan apa yang telah Kami berikan kepada kalian di dunia. Namun, hari ini Kami tidak melihat kalian bersama berhala-berhala yang dahulu kalian anggap dapat menolong kalian dan kalian anggap sebagai sekutu-sekutu Allah yang berhak disembah. Hubungan kalian benar-benar terputus sekaligus kalian telah kehilangan anggapan kalian bahwa mereka dapat menolong kalian dan mereka adalah sekutu-sekutu Allah.
التفاسير:
من فوائد الآيات في هذه الصفحة:
• إنزال الكتب على الأنبياء هو سُنَّة الله في المرسلين، والنبي عليه الصلاة والسلام واحد منهم.
· Menurunkan kitab suci kepada para nabi merupakan sunatullah terhadap para rasul dan Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- adalah salah satu dari mereka.
• أعظم الناس كذبًا وفرية هو الذي يكذب على الله تعالى، فينسب أو ينفي ويثبت في حق الله تعالى أمرًا ليس عليه دليل صحيح.
· Orang yang paling besar kebohongannya ialah orang yang berdusta atas nama Allah -Ta'ālā-. Yaitu dengan menisbahkan, menafikan atau menetapkan sesuatu kepada Allah -Ta'ālā- tanpa didasari dalil yang sahih.
• كل أحد يبعث يوم القيامة فردًا متجردًا عن المناصب والألقاب، فقيرًا، ويحاسب وحده.
· Setiap orang akan dibangkitkan dari kuburnya pada hari kiamat kelak seorang diri, tanpa memliki jabatan, tanpa gelar kebanggaan, dan tanpa memiliki harta sedikit pun, bahkan ia pun akan dihitung amalnya seorang diri.