165. Pendapat di atas adalah menurut At-Ṭabarī dan lbnu Kaṡīr, sedang menurut Abu Muslim Al-Aṣfahānī pengertian ayat di atas ialah bahwa Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā memberi penjelasan kepada Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām tentang cara Dia menghidupkan orang-orang yang mati. Disuruh Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām mengambil empat ekor burung, lalu memeliharanya dan menjinakkannya hingga burung itu dapat datang seketika bilamana dipanggil. Kemudian, burung-burung yang sudah pandai itu, diletakkan di atas tiap-tiap bukit seekor, lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu tepukan/seruan, niscaya burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya terpisah-pisah dan berjauhan. Maka demikian pula Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā menghidupkan orang-orang yang mati yang tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat cipta "hiduplah kamu semua" pastilah mereka itu hidup kembali. Jadi menurut Abu Muslim ṣīgat amr (bentuk kata perintah) dalam ayat ini, pengertiannya khabar (bentuk berita), sebagai cara penjelasan. Pendapat beliau ini dianut pula oleh Ar-Rāzī dan Rasyīd Riḍā.
166. Pengertian "menafkahkan harta di jalan Allah" meliputi: belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ibniyah, dan lain-lain.
167. "Perkataan yang baik" maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud "pemberian maaf" ialah memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari si peminta.
168. Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.