1120. Setelah Musa ‘Alaihissalām menyelesaikan perjanjian dengan Syuʻayb ‘Alaihissalām, ia berangkat dengan keluarganya dengan sejumlah kambing yang diberi mertuanya. Pada suatu malam yang sangat gelap dan dingin, Musa ‘Alaihissalām tiba di suatu tempat, tetapi setiap beliau menghidupkan api, api itu tidak mau menyala. Hal itu sangat mengherankan Musa ‘Alaihissalām, maka ia berkata kepada istrinya sebagai tersebut dalam ayat 29.
1121. Di tempat dan di saat itulah, Musa ‘Alaihissalām mulai diangkat menjadi rasul.
1122. Maksudnya, meletakkan tangan ke dada leher baju.
1123. Maksudnya, karena Musa ‘Alaihissalām merasa takut, Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā memerintahkan untuk mendekapkan tangan ke dadanya agar rasa takut itu hilang.
1124. Nabi Musa ‘Alaihissalām selain merasa takut kepada Firʻawn juga merasa dirinya kurang lancar berbicara menghadapi Firʻawn . Oleh karena itu, dimohonkannya agar Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā mengutus Hārūn ‘Alaihissalām bersamanya yang lebih petah lidahnya.