35. Sebenarnya terjemahan kata Hakīm dengan "Maha Bijaksana" kurang tepat, karena arti Hakīm ialah yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna, dan faedahnya. Di sini diartikan dengan "Maha Bijaksana" karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakīm.
36. Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukan berarti sujud menghambakan diri, karena sujud mengambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā. Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukan berarti sujud menghambakan diri, karena sujud mengambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā.
37. Pohon yang dilarang Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al-Qur`ān dan Hadis tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surah Ṭāhā ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan setan.
38. Adam dan Hawa dengan tipu daya setan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya ke luar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. Yang dimaksud dengan setan di sini ialah iblis yang disebut dalam ayat 34 surah Al-Baqarah di atas.
39. Maksud keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan, dan kemuliaan hidup dalam surga.
40. Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam sebagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertobat.