93. Maksudnya ialah orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat.
94. Di waktu Nabi Muhammad Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam berada di Mekah, di tengah-tengah kaum musyrikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. Tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi Muhammad Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam berada di Madinah, di tengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani, beliau disuruh oleh Tuhan untuk mengambil Kakbah menjadi kiblat. Terutama sekali untuk memberi pengertian bahwa dalam ibadah salat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan Kakbah itu menjadi tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada Tuhan. Untuk persatuan umat lslam, Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā menjadikan Kakbah sebagai kiblat.
95. Umat lslam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran, baik di dunia maupun di akhirat.
96. Maksudnya ialah Nabi Muhammad Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam sering melihat ke langit berdoa dan menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke Baitullah.