877. Hal yang mereka perselisihkan itu tentang hari kiamat. Apakah itu akan terjadi atau tidak dan apakah pembangkitan pada hari kiamat dengan jasad atau roh, ataukah dengan roh saja. Maka Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā mempertemukan mereka dengan pemuda-pemuda dalam cerita ini untuk menjelaskan, bahwa hari kiamat itu pasti datang dan pembangkitan itu adalah dengan tubuh dan jiwa.
878. Maksud orang yang akan mengatakan ini ialah orang-orang ahli kitab dan lain-lainnya pada zaman Nabi Muhammad Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam.
879. Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam tentang roh, kisah ashhaabul Kahfi (penghuni gua), dan kisah Żulqarnayn. Lalu, beliau menjawab, datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan. Dan beliau tidak mengucapkan "Insyaallah" (artinya jika Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā menghendaki). Namun kiranya sampai besok harinya, wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi tidak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat 23--24 di atas, sebagai pelajaran kepada Nabi; Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā mengingatkan pula bilamana Nabi lupa menyebut "Insyaallah" haruslah segera menyebutkannya kemudian.